Langsung ke konten utama

Postingan

Antara Sebat dan Ngurus Anak

 Hari ini, Sabtu 28 November banyak WEBINAR menarik-gratis lagi. Alhamdulillah tadi dapat kesempatan ikut diskusi yang diadain Jakarta feminist, topiknya tentang relasi sehat. Jadi bagaimana kita berhubungan dengan orang lain ga hanya pasangan tetapi juga bisa keluarga atau rekan kerja yang sesuai dengan norma. Atau istilah gampangnya yang ga toxic. Toxic sendiri ada banyak banget macamnya khususnya kalau menyangkut gender ya. Speaker nya tadi ada mbak Kalis Mardiasih, Ian Hugen sama mbak Gisella Tani mereka memaparkan bagaimana menjalankan sebuah relasi personal yg sehat saat berkomunikasi atau bersosialisasi dengan orang-orang.  Menariknya, ternyata banyak dari kita yang belum sadar bahwa apa yang dianggap normal dan sewajarnya dalam sebuah hubungan dg orang lain yg khususnya menyangkut gender merupakan benih2 patriarki yang sulit diubah. Duh jadi berat ya, ehehe. Jadi intinya, perempuan semestinya memiliki 'jalan'nya sendiri ga perlu ada tekanan dari berbagai pihak. Misal co
Postingan terbaru

Solo Travelling ke Kebumen ; Pantai Surumanis, Pantai Menganti dan Fort Van der Wijk

 Halo gaes, Gimana nih kabarnya? sehat selalu, semangat selalu ya! Well hari ini aku mau cerita tentang pengalamanku solo travelling ke Kebumen. Tau ga gaes, ternyata Kebumen itu keren banget! So, semoga setelah kalian baca ini kalian bisa arrange waktu buat kesana dan I bet kalian ga bakal nyesel.  Jadi aku mulai perjalanan ku di hari sabtu. Dari Temanggung aku ke terminal secang Magelang nunggu shuttle bus Sumber Alam kira-kira jam 8 pagi bus nya datang dan kita langsung cus ke Gombong, Kebumen.  Bawa an nya simple gaes karena cuma sehari doang disana. Dari Magelang rutenya lewat Purworejo terus ke kebumen kota terus baru sampai ke Gombong. Pukul 11.30 akhirnya sampai dan aku pun turun di pasar gombong jalan ke Alfamart bentar buat beli minum plus numpang toilet. Ehehe sungguh ketika berpergian begini Indomaret dan Alfamart adalah jalan ninjaku untuk ngadem atau untuk buang hajat. hehehe.  Oh iya Gaes jadi sebelumnya, aku uda planning buat nginepnya di Villa di pantai menganti jadi k

JANGAN

 Jangan tunggu aku (Jangan) Aku akan lewat lorong gelap yang berliku, dan mungkin akan tersesat.  Jangan cari aku (Jangan) Aku mungkin akan sampai padamu atau tidak akan                                                    Semarang, 1 Desember 2019

KEEP YOUR STUPIDITY!

Akhirnya, dia menikah. sudah dari awal tahun 2020 kemarin tapi aku baru tahu hari ini. Iya, dia yang kasi aku alamat palsu, Dia yang kubuatkan puisi, Dia yang jadi tokoh dalam cerpenku, Dia yang ternyata masih aku tunggu sampai sekarang even its already 8 years. 8 tahun yang sia sia ternyata hahaha. Dia akhirnya menikah dengan perempuan cantik yang mungkin sudah lama ia mengenalnya atau baru saja dia kenal tapi dia jatuh cinta pada pandangan pertama seperti aku yang pertama kali melihatnya. Dia menikah dan itu bukan denganku. Padahal selalu aku berharap bahwa mungkin siapa tahu dia akan datang suatu saat nanti, datang kepadaku. Hahahaha aku emang bodoh. Menunggu sia sia seperti ini.  Kemarin tanpa sengaja aku buka blocked account di IG dan menemukan profilnya. Aku jadi ingat setelah dia memberiku alamat palsu aku langsung block IG nya. Aku lihat kembali profile akunnya yang ia private. Foto profilnya ganti, dia sendirian duduk. Terakhir kali aku lihat PP nya sama cewek. Aku merasa b

Friend Zone

            Hujan lagi, begitu katamu. Lalu kita berhenti di depan warung. Ngiyup, begitu biasa kita bilang. Aku mencium aroma sedap dari warung bakso sambil melirik ke arahmu yang sibuk melepas jaket. Kamu tersadar, dengan cepat melihatku. "Nggak usah. makan di rumah aja." Aku cemberut masih berusaha merayumu tapi kamu tetap dengan tegas menolak. Dan aku pun ngedumel dalam hati, "ih pelit amat." Saat itu kita masih SMA yang pasti uang saku kita juga nggak seberapa. makan diluar dengan mu adalah sesuatu yang spesial karena kita mesti menyisihkan rupiah seminggu untuk sekedar menikmati KFC ala-ala ditempat tongkrongan gaul di tengah kota. "Hujan lagi.Mesti kalau kita pulang jam segini selalu turun hujan." Katamu. "Kamu juga gitu, mesti ga pernah bawa jas hujan. Kalau besok ga bawa jas hujan mending kamu naik bis aja. " Ocehmu lagi. Aku hanya nyengir melihat mu cemberut. Aku suka hujan. Karena hujan membuatku lebih lama menikmati waktuku bersam

Akankah kamu ajak aku pergi malam ini ? (Part 1)

"Kemana akan aku ajak kamu malam ini?" Sebuah pesan dari mu via wa membuatku beranjak seketika. Mataku berbinar, senang bukan kepalang. Lelah ku terasa menghilang. Ku balas wa mu saat itu juga, " Bisakah segelas kopiku bersanding dengan segelas kopimu, malam ini?"Sambil menunggu balasan dari mu, aku berdiri menimbang-nimbang haruskah aku mandi atau tidak, haruskah ku poleskan bedak dan gincu, dan baju apa yang akan kukenakan malam ini. Aku tidak ingin terlihat antusias tetapi aku juga tidak ingin melihatmu malu dengan penampilanku. "ah, bodo amat. kenapa aku jadi alay gini, ya ampun!" Ku putuskan untuk memakai kaos biru berlengan panjang. Notif wa mu muncul, "Jadi gitu ya cara penulis menyampaikan keinginannya. Hahaha, mau ngopi aja jadi terdengar romantis." Aku tersenyum, "Siapa yang mulai duluan?" Kilahku. Ku mulai memoles bedak tipis-tipis dan ku ambil gincu dari dalam tasku, sambil memilah warna apa yang akan aku pakai. Ku pu

Bez Naslov

“Bisakah aku membicarakan siang?” Kataku padamu disuatu malam. Kau mengernyitkan dahi, menatap heran ke arahku yang terdiam menatapmu, menunggu jawaban. “Mengapa harus siang?” Tanyamu. Aku mengedikkan bahu sambil mencercap segelas Americano. “Mungkin karena malam terlalu lembab dan dingin dan…”Aku menelan ludah, lalu melanjutkan,”dan dia terlalu seperti kamu ー kelam sulit untuk aku terka. ” Jawabku sambil menunggu reaksi darimu . Tapi kau tetap acuh dan melemparkan pandangan pada sebuah lukisan didepan kita, lukisan hutan yang begitu rimbun, gelap dan sepi . Sejenak aku merasa sia-sia telah mengatakan itu. Kini diantara kita tercipta kekosongan belaka. Cuma ada suara riuh remaja yang saling bergosip ria dan jam yang berdetik lebih lambat dari biasanya. Tik … tik … Tik … Jam menunjukkan pukul 10 malam Tik … Tik … Tik … Kenapa dia juga tidak membuka suara. Apa kau marah? Pikirku sambil berusaha menelusuri kedua matamu. Kau mendongak, menghujamkan tatapan tepat kedalam mataku. Aku te